Ribuan Pendekar Muda PSHT Cabang Pacitan Pusat Madiun selesai Disahkan

Ribuan Pendekar Muda PSHT Cabang Pacitan Pusat Madiun selesai Disahkan

Bulan Syura atau bulan Muharram bagi Persaudaraan Setia Hati Terate bisa dibilang bulan yang sakral dan istimewa. Karena pada bulan tersebut akan dilaksanakan tradisi Persaudaraan Setia Hati Terate yaitu pengesahan warga baru tingkat 1 di seluruh cabang di Indonesia dan Komisariat PSHT di luar negeri.

Pun, dengan Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Pacitan Pusat Madiun, tahun ini mengesahkan sebanyak 1.112 pendekar. Kegiatan dilaksanakan pada hari Jum’at dan Sabtu, 21 – 22 Juli 2023 di GOR Pacitan. Acara yang berjalan dua (2) hari tersebut diikuti oleh 13 ranting dan 2 komisariat yang ada di Cabang Pacitan.

Mengutip dari kata sambutan Dewan Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate, Kangmas Issoebinatoro, yang dibacakan oleh Kangmas Hadi Susilo, baliau menyampaiakan semoga dari awal sampai akhir pengesahan, selalu dalam lindungannya, diberi keselamatan, kekuatan, kesehatan, kelancaran dan keberkahan. Sehingga kelak akan menjadi warga SH Terate yang penuh dedikasi dan loyal.

Lanjut dalam sambutannya, Kangmas Issoebinatoro berpesan kepada adik-adik calon warga SH Terate yang akan di sahkan pada malam hari ini, prosesi akan diawali dengan melaksanakan selamatan, dimana prosesi ini adalah merupakan budaya SH Terate yang selalu dilakukan oleh para pendiri dan penerus SH Terate sebagai sarana untuk berdoa memanjatkan puji syukur atas kebesaranNya, dengan penuh harapan, semoga adik-adik calon warga yang akan disahkan dapat menjadi manusia yang berbudi luhur tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbakti pada orang tua, agama, dan negara, serta tak lupa sebagai generasi SH Terate yang penuh dengan pengabdian tanpa pamrih yang didasari Persaudaraan.

Dalam sambutannya Ketua Dewan Pusat juga menyampaikan, pada tahun ini bangsa Indonesia akan melakukan persiapan akan adanya pesta demokrasi pemilihan wakil rakyat sekaligus akan menentukan puncuk pimpinan negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini, dapat dikatakan bahwa tahun ini adalah tahun politik.

Beliau berpesan, agar warga SH Terate dimanapun berada harus bisa membawa diri dalam situasi apapun, tetap bersikap arif dan bijak dalam menanggapi situasi dan kondisi, sehingga Warga SH Terate ikut serta membantu kelancaran program pemerintah dan menjaga situasi keamanan yang kondusif. Jika warga SH Terate dapat bersikap seperti itu, maka kita semua sudah bisa dikatakan Memayu Hayuning Bawana.

Mengakhiri sambutannya Ketua Dewan Pusat mengajak seluruh warga agar tetap menjadi Warga SH Terate yang tanggap, tangguh, cerdas, tangkas, dan cermat dalam membaca situasi dan kondisi zaman, agar tidak mudah terpengaruh dan terprovokasi dengan hal-hal yang merugikan pribadi maupun organisasi.

SETIA HATI LAH PADA PERSAUDARAAN

SETIA HATI LAH PADA PERSAUDARAAN

Terlatih langsung oleh Pendekar Wesi Kuning RM. Imam Koesoepangat, seorang Untung Subagijo memulai berlatih pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) pada tahun 1968 di Pendapa Kadipaten Madiun. Kebetulan sang Raden Mas adalah putra dari Bupati Madiun kala itu.

Beliau, Untung Subagijo adalah anak ke-4 yang terlahir kembar dari 6 bersaudara. Simbok (ibu) nya berprofesi sebagai pembantu rumah tangga dan buruh tani serabutan. Kadang mencuci dirumah juragan A, sore nya di juragan B setrika. Besok nya ikut buruh panen di sawah nya juragan C. Begitulah seterusnya. Semenjak beliau SMP, sang Bapak sudah meninggalkan keluarga kecil itu untuk selama-lamanya.

Otomatis kehidupan semakin berat ketika sang Bapak yang kerja sebagai sopir delman sudah tiada. Untuk melanjutkan sekolah dan kehidupan, 3 anaknya Simbok termasuk Beliau diikutkan saudara yang kebetulan jadi Carik (sekretaris desa). Selepas SMP, Beliau bisa lanjut ke SPMA (Sekolah Pertanian Menengah Atas) di Jiwan, Madiun.

Semenjak 1968 – 1971 digembleng pencak silat langsung oleh Mas Imam dan Mas Tarmadji. Tiba saat nya pengesahan jadi warga tingkat 1. Namun keinginan tidak seindah kenyataan. Pak Carik tidak mampu membiayai dana pengesahan yang waktu itu dibutuhkan untuk beli bahan (ubo rampe), beli ayam jago, mori, piagam, dll. Akhirnya pengesahan tertunda dan Beliau masih menyandang siswa sabuk putih di PSHT.

Tahun 1972 beliau melamar pekerjaan di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dan diterima jadi PNS dengan penempatan kerja di Kabupaten Mojokerto. Saat itulah Beliau punya gaji dan melanjutkan lagi latihan PSHT di Madiun. Tak lupa gaji nya diberikan pula untuk Simbok yang kadangkala lagi rewang (kerja serabutan di kondangan). “Mbok, iki gajiku kagem panjenengan”. Tak lupa juga diberikan kepada Simbok Carik (orang tua angkat) Beliau.

Di tahun itulah Beliau sering bolak-balik Mojokerto-Madiun untuk langsung disahkan menjadi warga PSHT tingkat 1 oleh Pendekar Wesi Kuning RM Imam Koesoepangat.

Dan Beliau merupakan salah satu sesepuh cikal bakal Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Mojokerto. Juga menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Cabang, Cabang Mojokerto.

Sekitar tahun 2016 Beliau kembali ke Pacitan, di rumah Wonokarto, Kecamatan Ngadirojo. Kemudian, menjadi sesepuh sekaligus Dewan Pertimbangan Cabang di Cabang Pacitan hingga beliau wafat pada 4 Maret 2021 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Wonokarto.

Semoga beliau Husnul Khatimah ditempatkan yang terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.

Terima kasih Kangmas, sugeng tindak, Swarga Langgeng. Alfatihah.

Menerapkan Nilai-Nilai Luhur Mendidik Manusia yang Berkarakter Sejak Dini

Menerapkan Nilai-Nilai Luhur Mendidik Manusia yang Berkarakter Sejak Dini

Pencak Silat adalah budaya asli Indonesia. Juga merupakan kesenian bela diri yang telah diakui oleh dunia yang telah diwariskan oleh leluhur dari generasi ke generasi. Salah satunya adalah perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate yang didirikan oleh seorang pahlawan nasional, Ki Hadjar Harjo Oetomo pada tahun 1922, hingga saat ini sudah mencapai umur satu abad.

Persaudaraan Setia Hati Terate didirikan dengan tujuan mendidik dan menjadikan manusia berbudi pekerti luhur, tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu penanaman nilai luhur tidak hanya dilakukan kepada orang yang sudah dewasa saja, pembinaan moral dengan menanamkan nilai luhur juga perlu ditingkatkan dan dilatih sejak dini. Agar ke depannya bisa terbentuk pribadi-pribadi yang berkarakter.

Penanaman dan melatih sejak dini ini sudah dilakukan oleh Mas Angga, pelatih di Rayon Ploso, Pacitan. Dimana yang ia latih rata-rata dari usia 4 – 15 tahun, masih TK dan Sekolah Dasar dengan total kurang lebih 30 siswa. Biasanya latihan dilakukan seminggu sekali pada malam Minggu atau Minggu pagi.

Ia juga menjelaskan, semangat menjaga ajaran dan melestarikan budaya nenek moyang ini dia tanamkan sejak dini, dibuat dengan sistem latihan yang disiplin namun menyenangkan supaya pencak silat digemari dulu agar ajaran-ajaran yang disampaikan bisa diterima dan tidak membosankan.

Disamping diajari olah seni pencak silat, anak-anak yang masih kecil juga dibiasakan menghormati orangtuanya dan juga pelatih yang lebih senior dituangkan dalam kerohanian pencak silat itu dengan nama ke- SHan.

Harapannya lebih mengutamakan penanaman nilai luhur untuk mencapai tujuan pendiri dari dibentuknya Persaudaraan Setia Hati Terate menjadi pembina generasi muda untuk menjadi individu yang berkarakter yang mampu menjadi tauladan baik bagi lingkungan sekitar dan masyarakan banyak.

Copyright 2021 PSHT CAB PACITAN - Web Design By SIPDAH.COM